This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 25 Mei 2012

Sekilas Tentang Sejarah Desa Leilem

SEJARAH DESA

1. Asal-usul/Legenda Desa
Pada mula pertama si Rorimpandei yang terkenal membuka negeri di Minahasa pada jaman dahulu diperintah oleh kepala Walak (Ketua Adat) Sonder yang bernama Keintjem untuk membuka negeri disebelah timur.
Setelah mendapat perintah maka berangkatlah mereka (Rorimpandei, Ponto, Sembor dan Timbuleng) ke timur maka sampailah mereka pada suatu tempat yang boleh dijakdikan/dibuka untuk negeri/kampong, karena disitu diapit oleh dua buah sungai (disebelah Barat desa Leilem sekarang/Perkebunan Los).
Kemudian beberapa hari mereka melihat kedua sungai itu hanya menjadi kering, maka terpaksa mereka mencari tempat lain, lalu mereka berangkat menuju keselatan dengan mendaki gunung mendaki sungai yang ada dibelah selatan.
Ditengah jalan mereka sudah merasa haus akan tetapi mereka tidak dapat air untuk dimunum, maka mereka meminta air melalui opo-opo dengan berdoa, permintaan mereka dikabulkan lalu tempat itu dinamakan oleh mereka Rano Mokey (Air yang diminta), tempat air itu berbentuk suatu kolam kecil (Sumur Kecil) bahasa Tontemboan disebut wunong, itulah sebabnya disekitarnya dinamakan Wunong, sampai sekarang kolam/sumur itu masih ada.
Sesudah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju keatas (kaki gunung Lengkoan)sampai diatas mereka beristirahat dan mereka membuat kursi yang terbuat daribatu yang disebut batu Kadera, sampai sekarang ini batu itu masih ada.
Sesudah itu mereka meneruskan perjalanan, dalam perjalanan mereka selalu diikuti oleh burung manguni (Warak)/burung hantu, maka sampailah mereka pada suatu sungai yang dimuaranya bertumbuh sebuah Pohon besar yang bernama Leilem, dari situ mereka mengikuti sungai mencari tempat yang boleh dijadikan Negeri/Kampung.
Maka sampailah mereka pada suatu tempat yang rata (disekitar watu Tumotowa sekarang), karena ditempat itu boleh dijadikan perkampungan maka mereka mencari batu sebagai tanda yang disebut Watu Tumotowa (Batu pemanggil) sampai sekarang batu itu masih ada dan terpelihara .
Mulai pada waktu itu Negeri yang mereka buka, mereka namakan Leilem yang terambil dari Pohon yang ada dimuara sungai yaitu Pohon Leilem dan sungai yang berasal dari Pohon itu mereka namakan sungai Leilem, sampai sekarang sungai itu masih ada.
Yang pertama-tama pemimpin :
Tonaas           : Timbuleng
Pamatuan     : Ponto
Kamarua        : Sembor
Catatan : Tahun berdirinya tidak diketahui lagi.



2.    Sejarah Watu Touar/Watu Karema yang disebut Batu Kadera.
Batu ini menjadi pusat agama Touar atau Agama Karema pada jaman dahulu. Batu ini dibuat oleh Karema untuk meneruskan kepercayaanya pada Opom Wana Ndangka yang menjadi kepercayaan Bangsa Touar selama-lamanya.

3.    Sejarah Watu Tomoutowa (Batu Pemanggil) :
Sejarah lahirnya Desa Leilem sekitar tahun 1700 an yang dibangun oleh Lima Dotu/Lima Opo yakni Opo Pua, Opo Laoh, Opo Roring, Opo Ponto, Opo Long (Dotulong). Kelima opo ini adalah Tonaas-tonaas wangko yang percaya kepada roh-roh leluhur  atau roh orang mati dari keturunan Toar Lumimuut yang menemukan desa Leilem dan dibuatkan atau diprasastikan dengan sebuah batu Tomoutowa atau Batu yang diletakan pertama di desa Leilem.

4.    Sejarah agama Touar/Agama Adat di Leilem atau Agama Manguni Rondor.
  • Percaya pada Opo Wana Natas /Opo Empung
  • Percaya pada Karema/Kamang Repeesan Manguni Maka Siouw (Karunia Roh Leluhur)
  • Dapat Mengusir roh-roh Jahat
  • Ahli perang memiliki pusaka-pusaka yang dapat melumpukan  musuh.
  • Memiliki Obat ramuan yang berkhasiat mujisat yang diwariskan oleh Tuhan pada Touar.
  • Memiliki roh pemersatu bangsa
  • Memiliki roh kepandaian /hikmat dari Tuhan
  • Memiliki/ahli dalam bercocok tanam.
  • Percanya pada Opo Wana Natas sebagai Roh pelindung luput dari segala bahaya.
5.    Sejarah mulainya Pemerintahan Belanda di Leilem
Awal tahun 1800 dibawah Pemerintahan Tonaas Wangko Dotu Leng dari Kawangkoan keturunannya.
  • Dotu Lengkoan atau Lengkong
  • Dotu Lengkei
  • Dotu Timbuleng
Timbuleng adalah Tonaas I (pertama) Pemerintahan Belanda di Leilem bertepatan mulainya masuk agama Nasrani kristen oleh Swars dan kawan-kawan.

Watu Tumotowa


Waruga Airmadidi
Dalam bahasa setempat, menhir disebut sebagai watu tumotowa, yaitu batu tegak yang dipakai untuk menandai pembangunan sebuah desa atau wilayah dari sekumpulan anggota masyarakat atau komunitas di suatu daerah di Minahasa. Menhir di sini biasanya berupa batu tegak berbentuk tugu. Kebanyakan menhir di daerah ini tidak mengalami pengerjaan tangan manusia, sehingga berbentuk sederhana sesuai dengan aslinya (alamiah) dan tidak berhiasan. Watu tumotowa atau menhir yang ditemukan di Minahasa kebanyakan berukuran kecil yaitu : tinggi 20 - 50 cm, diameter 15 - 30 cm. Namun, ada pula menhir yang cukup besar yaitu ditemukan di Desa Lelema di Kecamatan Tumpaan, yang berukuran tinggi sekitar 200 cm dan lebar antara 20 -40 cm. Menhir atau yang dikenal dengan sebutan watu tumotowa di Minahasa ini ditemukan sejumlah 61 buah.

Waruga Airmadidi
Watu Tumotowa atau menhir ditemukan di beberapa tempat di Minahasa, yaitu di Desa Kiawa di Kecamatan Kawangkoan; di Desa Tincep dan desa Leilem di Kecamatan Sonder; di Desa Motoling, Kumelembual, Mopolo, megalithuan Lama, Wakan, Raanan lama, Lompad, dan Makasili di Kecamatan Motoling. Watu Tumotowa juga ditemukan di Desa Lelema, Popontolen, Sulu, Paslaten, Popareng, dan Desa Tangkuney di Kecamatan Tumpaan; di Desa Rumoong Bawah, Pondang, Pondos, dan Tewasen di Kecamatan Tombasian, serta di Desa Radey, Tenga, dan Pakuweru di Kecamatan Tenga. Selain itu di Kecamatan Ratahan, yaitu di Desa Liwutung dan Poniki, lalu di Desa Tinoor dan Kayawu di Kecamatan Tomohon, serta di Kecamatan Tondaro telah ditemukan beberapa menhir yang disebut sebagai watu tumotowa tersebut. Demikian pula halnya di Kodya Manado yaitu di situs batu Sumanti di Tikala Ares di Kecamatan Wenang, juga ditemukan adanya watu tumotowa.

Jumat, 13 April 2012

Yang Terjadi Pada Tato Setelah Menempel di Tubuh Bertahun-tahun



London, Keputusan untuk membuat tato sebaiknya sudah dipikirkan secara matang, karena bentuk seni masih sangat sulit untuk dihilangkan. Lalu apa yang terjadi jika tato ini sudah menempel bertahun-tahun di tubuh?


Tato merupakan salah satu bentuk seni yang akan menempel seumur hidup di tubuh seseorang. Sebuah studi baru mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa bentuk dari tato ini akan memburuk seiring dengan bertambahnya usia seseorang.


Ian Eames, seorang peneliti mekanika fluida dari University College London telah menciptakan suatu model matematik yang bisa digunakan untuk memprediksi gerakan partikel tinta tato dari waktu ke waktu dan memberikan ide yang lebih baik dalam mendesainnya.


"Tato sangat populer di seluruh dunia, penelitian ini memberikan ide tentang bagaimana gambar yang dipilihnya bisa terlihat baik selama beberapa tahun," ujar Eames, seperti dikutip dari ABC.net.au, Jumat (29/4/2011).



"Jenis kulit, usia, ukuran tato, paparan sinar matahari dan jenis tinta yang digunakan bisa mempengaruhi bagaimana tato menyebar dari waktu ke waktu," ungkap Eames.


Eames menuturkan setelah bertahun-tahun menempel di tubuh maka tato akan:


1. Tinta tato umumnya terbuat dari suspensi partikel yang larut dalam air seperti merkuri, kadmium, timah dan besi yang disuntikkan di bawah kulit untuk membentuk suatu gambar dengan menggunakan jarum. Seiring waktu dan bertambahnya usia, maka partikel dari tinta ini akan menyebar.


2. Detail kecil dari tato akan hilang pertama kali, lalu detail yang lebih tebal mulai terpengaruh.


Meskipun awalnya tato terlihat bagus dan bisa dimengerti maknanya, tapi setelah 15 tahun mungkin gambar yang terlihat akan berbeda dan bisa jadi lebih sulit dimengerti maknanya.


3. Setelah bertahun-tahun warnanya bisa memudar atau muncul garis-garis patahan dari gambar tersebut, serta gambar tato akan terlihat aneh ketika memasuki usia 50-an tahun akibat sudah munculnya kerutan di kulit.


4. Efek samping lain yang bisa muncul dari pembuatan tato adalah adanya risiko infeksi seperti penggunaan jarum yang tidak steril atau kandungan zat-zat berbahaya dari tinta yang dipakai.





sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8243072

[INFO]Jangan Asal Mencubit Pipi Bayi!


Jangan Asal Mencubit Pipi Bayi!

agan2 ane hanya sekedar ksh info ke agan2......kita semua orng pasti gemes klo liat bayi yang mungil dan lucu kepinginnya kita semua maunya cubit,cium pipi dan gelitik tu bayiskrg jgan asal cubit,cium,gelitik tu bayi ya gan.....ni ad info di bawah gan....alangkah baiknya agan2 baca dulu....nanti bsa diterapkan kepada bayi



Jika orang dewasa kerap mencium, mencubit, atau menggelitiki anak, wajar kalau anak menyimpulkan bahwa ciuman tidak lagi menjadi hal yang menyenangkan.


KOMPAS.com - Meski dilakukan sebagai ekspresi sayang, sikap gemas orang dewasa yang diwujudkan dengan mencubit pipi atau mengelitiki pinggang si kecil, dapat membuat dirinya merasa tak nyaman. Apalagi jika yang melakukan adalah orang yang tak dikenal. Respons anak pun berbeda-beda. Ada yang tertawa "terpaksa" akibat kegelian, ada juga yang melengos tanpa basa-basi. Anak yang dikelitiki tanpa berhenti, meski tertawa-tawa, bisa saja mengalami kesulitan menarik nafas.

Jika orang dewasa kerap mencium, memeluk, mencubit, atau menggelitiki anak, wajar saja kalau anak yang menjadi "korban" sampai menyimpulkan bahwa ciuman atau pelukan tidak lagi menjadi hal yang menyenangkan. Hal itu dianggap bukan wujud rasa sayang, dan tidak memberikan rasa aman. Padahal, orang yang melakukan itu tak bermaksud menyakiti.

Belajar dari pengalaman buruk tersebut, terang saja jika si kecil jadi enggan dicium dan dipeluk oleh kedua orangtuanya. Membuatnya kembali percaya bahwa pelukan dan ciuman merupakan ekspresi kasih sayang bisa makan waktu lama jjika anak terlanjur trauma.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdrg7zKXXWBdlgoqEspaa6LtY4_Iiu4vPqGwVDW4nHaGS5eejaW8CVIvbBXlCSFf20tAo0SIHWtmOnFjhKYLxZV6X_qFXzJRPJo-rGhljs94QxsZRHVCKEq_OUVmX-uOdbj5oSFpFrKqs/s1600/0bayi-lucu.jpg
Jadi takut
Trauma akibat "disakiti" membuat anak ketakutan, apalagi jika bertemu kembali dengan orang yang menyakitinya. Boleh jadi, ketika bertemu kembali, ia menunjukkan reaksi tegang dengan memegang erat ibu atau ayahnya, menyembunyikan wajah, tampak gelisah, bahkan akhirnya menangis. Ekspresi itu menunjukkan ia merasa tidak aman dan nyaman. Terhadap orang asing yang mencoba bersikap akrab, tentunya ia akan jaga jarak dulu dan bersiap-siap kalau-kalau ia diperlakukan sama seperti pengalaman sebelumnya. Padahal, orang tersebut mungkin tidak berniat untuk mencubit pipi, menggelitiki, memeluk, atau menciumnya, tetapi hanya ingin tahu nama dan menyapa, misalnya.

Faktor emosi si batita pun bisa menjadi tidak stabil karena suasana nyaman yang awalnya terbangun, terpecahkan oleh "perilaku" orang lain yang secara tak sadar justru membuatnya tak nyaman. Ujung-ujungnya hal ini bisa mengganggu kemauannya untuk bereksplorasi, berinteraksi sosial, bermain, mengembangkan kreativitas, dan sebagainya.

Pada tahap selanjutnya ia menjadi kurang percaya diri, tidak percaya pada lingkungan, mood-nya sering berubah menjadi negatif karena muncul rasa benci, kesal, marah, akibat diperlakukan tidak menyenangkan.

Nah, masalah lainnya, orangtua terkadang seolah mendukung apa yang dilakukan orang lain tersebut terhadap diri si kecil. Padahal sebenarnya anak ingin berlindung pada orangtua.
http://www.namabayisansekerta.com/wp-content/uploads/2012/02/Nama-Bayi-Sansekerta-Laki-Laki.jpg

Menolak halus
Untuk menghindari perlakukan seperti ini, mau tak mau kita mesti mewaspadai atau menjaga jarak begitu melihat orang lain yang tampak gemas pada si kecil. Coba alihkan keinginan orang itu menjawil pipi si kecil dengan mengatakan, "Eh Sayang, Tante ini mau salaman sama kamu, ayo salamnya bagaimana?"

Kalaupun si kecil mulai merasa tak nyaman dan rewel, katakan pada orang itu, "Oh, Tante, dia maunya dibelai, enggak mau dicubit-cubit." Jadi kitalah yang memberitahu orang itu secara halus untuk tidak mencubit, menggelitik, dan menggoda model lainnya karena si kecil tak menyukai hal tersebut.

Kalau orang tersebut tetap tampak melampiaskan kegemasannya, sebaiknya segeralah beranjak dengan alasan seperti, "Nak, waktunya makan siang ya. Yuk, pulang dulu. Dadah sama Tante ya, bilang mau pulang dulu ya, Tante."

Orangtua memang perlu mengantisipasi dampaknya, sehingga jangan sampai si kecil tak mau berinteraksi gara-gara takut atau trauma akibat dicubit, digelitiki, dan sebagainya. Lantaran itu, ungkapan rasa gemas sebaiknya tidak terlalu ekspresif sehingga bisa menyakiti si kecil. Tunjukkan saja dalam bentuk belaian, usapan, atau sekadar senyuman dan kata-kata. Misalnya, "Aduh, lucunya kamu. Tante suka deh sama rambutmu yang kriwil-kriwil."

Dengan cara yang tidak berlebihan seperti itu, anak dan orangtua dapat menangkap kesan bahwa segala sesuatunya berjalan terkendali sehingga aman dan nyaman. Perkembangan psikis si batita pun tidak terganggu karena ia tetap merasa aman, nyaman, terlindungi, dihargai, dan bisa percaya diri karena emosinya stabil.

Selain itu orangtua juga perlu memberi rasa tenang pada si batita bahwa orang yang hendak berinteraksi dengannya itu dapat memberikan rasa aman dan nyaman, serta dapat dipercaya. Beritahu bahwa orang itu hanya mau mengenal namanya. Dengan begitu si kecil yakin orang itu takkan melakukan sesuatu yang menyakitkan hanya karena gemas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOUrfjglZaXXPbMgoG3hY209kB8UvW-9AYzQWW3aYE1U75ssTYjgjORFATKWS2oiPYV250gDF4-bqwK11YS0fQgb1SFU0rS_HON85pj512NvVsm7qEhksw_o-IMyJ5KTGrNRpabH3cBv8z/s1600/mitos+seputar+merawat+bayi.jpg



sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7706149

Cara mencegah hipnotis


1. Jangan membiarkan pikiran kosong ketika berada di
daerah umum. Pikiran kosong dapat mengakibatkan
gerbang telepathic terbuka, sehingga pihak lain dapat
dengan mudah menyampaikan pesan secara telepathic.

2. Waspadalah jika tiba-tiba timbul rasa kantuk yang
tidak wajar, ada kemungkinan bahwa seseorang yang
bermaksud negatif sedang melakukan "telepathic
forcing".
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglpeKoxZHPTOZVAz2wbnPEG_KGx26DGBSh2kHh3gaZipTWl1-qu0TrG87NJ_sGbs01mJeRN1uJit9Tvqzn3kK1d-HGyA5Ko4TYLzekrf5wEMgeiM3G3AXdV-DbwqkJHfQhzM2MQrdvV58/s400/Yaiyalah.com+-+hipnotis.jpg
3. Bagi mereka yang memiliki kebiasaan "latah",
sebaiknya jangan bepergian ke tempat umum tanpa teman.
Mereka yang mempunyai kebiasaan "latah" cenderung
memiliki gerbang bawah sadar yang mudah dibuka paksa
dengan bantuan kejutan (Shock Induction). Hal yang
sama juga berlaku bagi mereka yang mudah terkejut.

4.. Jangan mudah panik jika tiba-tiba ada beberapa
orang yang tidak dikenal mengerumuni anda untuk suatu
alasan yang tidak jelas. Sekali lagi jangan mudah panik!
Karena rasa panik akan mempermudah terbukanya gerbang
bawah sadar anda!

5. Jangan mudah panik jika tiba-tiba ada seseorang
yang menepuk bahu anda! Usahakan agar pikiran dan
panca indera anda tetap aktif ke seluruh lingkungan!
Jangan terfokus pada ucapan-ucapan orang yang menepuk
anda! Segera berpindahlah ke daerah yang lebih ramai!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibeAlQ31w_Y7UKZQlpQyjGJgjBcHkF22KlF3SoDqYvBcF3zpxwIN5lfvZyR5ASHrX56zs2w8DMzDnCQOCx4-mg7EujiHpnO8RyV9bqu5zP8Ng0Y1z-we6xz1WzThZ_3NwauKTs2ZKHFKo/s1600/hipnotis.gif

6. Jika secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas,
dada anda terasa sesak, dan diikuti dengan perut agak
mual, dan kepala sedikit pusing, waspadalah karena
mungkin ada seseorang tengah mengerahkan energi
gendam! Segera lakukan "grounding", yaitu meniatkan
membuang seluruh energi negatif ke bumi (cukup
visualisasi) .

7. Jika terjadi hal-hal yang mencurigakan, segera
sibukkan pikiran anda, agar tetap berada di frekwensi
yang mengakibatkan efek Hipnotis tidak dapat bekerja!
Antara lain dengan : berdoa dalam hati, menyanyi dalam
hati, atau memikirkan hal-hal yang berat!

8. Akhirnya, tanamkan terus menerus di dalam diri
anda, bahwa Hipnotis tidak akan bekerja bagi mereka
yang menolaknya! Hal ini juga berlaku untuk ilmu
gendam!
http://www.mizan.com/datafitur/news_img/1/201108/Hipnoterapi(3).jpg



sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8102821

Kamis, 12 April 2012

I Yaya U Santi/ I Yayat En Santi/ I Yayat Un Santi/

SEJARAH FAM ORANG MINAHASA
(mungkin masih belum lengkap, kalau ada tema2 yang bisa melengkapi, silahkan)

Sosiolog asal Manado, FS Watuseke menulis tentang Fam.

Dalam bahasa Minahasa terutama dimana dalam bahasa sehari-hari Melayu Manado
"nama keluarga" disebut Fam. Dimana kata ini sebenarnya berasal dari bahasa
Belanda van yang kemudian setelah melalui beberapa proses disebut sebagai
Fam.

Penggunaan fam tersebut dilakukan sekitar awal abad 19 di negeri
Belanda. Waktu itu rakyatnya diwajibkan mempunyai Fam. Sebelumnya memang
sudah punya Fam akan tetapi belum menyeluruh.

Demikian pula yang berlangsung di Minahasa kira-kira pada abad 19.
Sebelumnya memang ada orang yang memakainya , tetapi belum menyeluruh.
Seperti halnya Bastian Saway, Fam tersebut ada sejak akhir abad ke 17. Pedro
Ranty abad 18 dan kemudian awal abad ke 19 terdapat nama Fam seperti Matinus
Dotulong (akhir abad 18, Hendrik Dotulong, Frederik Lumingkewas, Abraham
Lotulong, dlll).

Pada tahun 1831 tibalah di Minahasa dua orang penginjil Protestan JF
Riedel dan JF Schwarz di Langowan. Mereka sebagai penginjil dan mengabarkan
injil sekaligus membaptis anggota baru yang masuk kristen. Pada waktu itu
setiap orang dipermandikan mendapat sebuah nama Alkitab atau nama Eropa,
seperti Daniel, Jan, Piet, Frans dan lainnya. Pada saat pembaptisan orang
tersebut diberi sebuah nama Fam, nama keluarga.

Biasanya nama tersebut nama ayah (nama satu-satunya yang dipakai) yang
disusul dengan nama baptis atau Fam. Disamping nama ayah, nama tersebut juga
diambil dari nama nenek pria. Biasanya nama ayah atau nenek pria itu adalah
nama asli Minahasa, seperti Watuseke, Sarapung, Korengkeng, Turang, Sondakh
dan lainnya. Nama baptis tersebut dijadikan nama panggilan yang diambil dari
nama-nama di Alkitab atau dari negeri Eropa barat terutama dari Belanda.
Karena itulah setiap orang Minahasa bernama panggilan atau nama sehari-hari
dari Alkitab dan Belanda.

Berdasarkan data tersebut, nama orang Minahasa atau Fam sekarang
diambil dari nama panggilan setiap orang pria. Sedangkan nama wanita tidak
diturunkan sehingga dilupakan oleh sebagian orang.

Dengan hanya mengenal nama panggilan satu-satunya, tentu ada nama
pengenal jika nama itu dipakai beberapa orang. Hal itu dibedakan dengan
adanya sikap, cacat, atau tanda sesuatu pada orang yang kita maksud. Seperti
Wanta Kento jika ia pincang, Wilem Todeo Kokong (Wilem berkepala lonjong),
Min Pirop (min bermata buta) dan lainnya.

Ada nama-nama yang menyatakan sifat dari orang yang dimasud, seperti ia
seorang pemberani dinamai Mamauaya dari kata wuaya atau berani. Mama'it atau
Ma'it orang yang selalu memasak agak kebanyakan garam. Oki atau kecil adalah
orang selalu mengecilkan sesuatu dan sebagainya.

Masih banyak nama-nama yang mengikuti sifat, kepribadian, tempat
tinggal, pekerjaan, perjuangan dan lainnya. Kesemua ini pada akhirnya
dipergunakan oleh orang Minahasa walaupun dia berada di luar daerah. Fam
tersebut khususnya mengikuti garis keturunan orang tua laki-laki.

Sebagai contoh, karena pekerjaannya selalu menebang pohon, disebut
Pele. Sesuai tempat tinggal, dimana daerahnya selalu terjadi kebakaran
karena adanya kilat dipanggil Pongilatan. Kalau dia tinggal pada suatu bukit
atau gunung ia disebut Wuntu. Kalau dia mau naik bukit atau gunung disebut
Mawuntu. Suatu tempat yang bersifat serong atau miring dikatakan Kawilaran.
Kalau menerka disebut Tumeleap. Tempat dimana sering dicungkil tanahnya
dengan sebuah tongkat disebut Tu'ila dan pemiliknya dinamai demikian.

Sedangkan pekerjaannya sering memotong dengan sebuah parang disebut
Sumanti. Di dalam bahasa Tombulu kata ini mengandung arti lain, yaitu batu
pujaan. Dalam bahasa Tondano disebut Panimbe. Ranting-ranting kering yang
disebut Rankang dipergunakan untuk merintangi tempat jalan.

Berikut catatan Boeng Dotulong :

Pemberian fam atau nama keluarga dimulai 4 Oktober 1864 (keputusan dari pemerintah Belanda yang termuat dalam lembaran pemerintah (staatsblad no. 142 dimana tercantum akan keharusan mendaftarkan nama pada kantor catatan sipil (BS). Dengan berlakunya peraturan ini maka seringkali terjadi nama yang sebelumnya telah dimiliki ditambahi nama ayah dan atau Opa sehingga muncul beberapa nama. Nama terakhir yang dibuat sebagai nama keluarga. Ini terjadi karena hendak membedakan nama-nama yang sama yang sudah ada sebelum peraturan ini berlaku.
Akibatnya terjadi nama yang sebelumnya merupakan nama panggilan menjadi fam. Hal ini membuat kakak beradik menjadi memiliki dua fam yang berbeda.
Contoh: Erungan/Gerungan dan adiknya Awilarang/Kawilarang menjadi dua keluarga yang berbeda. Demikian juga yang terjadi dengan Walewangko dan adiknya Palar (Kepala Walak Sonder Tua)
Belum lagi terjadi salah penulisan, misalnya : Ratumbuijasang, Ratumbuysang kemudian ada Ratumbuisang dan masih banyak yang lain.
Salah satu contoh teman saya Deny Sacul. Sampai saat ini dia menggunakan fam Sacul padahal seharusnya Sakul.
Daftar dibawah ini tentu saja tidak sempurna, masih banyak yang belum ada. Mari kita sama-sama saling melengkapi.
Daftar dan Arti Fam Orang Minahasa (telah dimuat dibanyak situs)
ARTI FAM ATAU MARGA KELUARGA MINAHASA (Sulawesi Utara)

~ A ~
Angkouw : Keemasan
Agou : Anoa
Akai : Penjaga
Abutan : Pembersih
Andu : Tempat bersenang
Anis : Penghalau
Antou : Nama kembang
Anes : Tawakal
Alui : Pelipur Lara
Amoi : Teman sekerja
Awondatu : Yang dikehendaki
Assah : Pembuka Jalan
Awui : Senang
Arina : Tiang tengah rumah
Aling : Pembawa
Aruperes : Teladan
Adam : Tenang



~ B ~
Bororing : Pembuat Roreng
Bolang : Penangkap Ikan
Batas : Pemutus
Bolung : Perisai
Buyung : Penurut
Bororing : Pembuat Roreng
Bella : Pasukan
Bokau : Bibit Emas
Bokong : Mengikat
Boyoh : Pendamai



~ D ~
Dengah : Hakim
Dien : Dihiasi
Datu : Pemimpin
Dumbi : Didepan
Dendeng : Suara yg Tenang
Dededaka : Panah lidi hitam
Doringin : Penari
Damopoli : Jujur dan Adil
Dimpudus : Cerdik Kepalanya
Dondokambei : Prinsip Tetap
Dayoh : Karunia
Dipan : Ukuran Depa
Donsu : Jimat Penolak
Damongilala : Benteng
Doodo : Pengerak
Dusaw : Pembuka
Dungus : Berkedudukan
Dumanauw : Pemenang
Dotulung : Pahlawan Besar
Datumbanua : Kepala Walak
Dompis : Pekerja Baik
Dumais : Mengenapi
Dondo : Prinsip
Dewat : Menyeberangi
Dapu : Mematahkan



~ E ~
Eman : Dipergaya
Ekel : Lirikan
Egam : Menjaga
Emor : Lengkap
Egetan : Lonceng Kecil
Elean : Arah Barat
Endei : Dekat
Engka : Pegang
Ering : Kurang Besar
Enoch : Pilihan



~ G ~
Ganda : Bambu besar
Gerungan : Bunga2 Ukiran
Gigir : Mengikis Rata
Girot : Pemutus
Gimon : Rupah yg Indah
Goni : Cerdik
Gonta : Langkah
Gosal : Timbunan
Goniwala : Cerdik Akal
Gumalag : Menanduk
Gumion : Pegangan
Gumansing : Pembujuk
Gerung : Bunga Ukiran



~ I ~
Ilat : Menunggu
Ingkiriwang : Dari angkasa
Intama : Pembawa
Item : Hitam
Inarai : Baju Jimat I
mbar : Yang Dibuang
Inolatan : Pegang Tangan



~ K ~
Kaunang : Cerdik
Kambey : Bunga Hias
Kolibu : Banyak Bekerja
Kaeng : Sempit
Kopalit : Pendamai
Komaling : Pembawa
Koropitan : Penghukum
Kumaunang : Penyelidik cerdik
Korengkeng : Penakluk
Kotambunan : Penimbun
Kumaat : Melihat
Kumayas : Membongkar
Kusoi : Cerdik Dan Sehat
Kaendo : Teman Mapalus
Kaat : Penglihatan
Kainde : Ditakuti
Kaawoan : Mampu Kerja
Kandio : Amat Kecil Berarti
Kaes : Menyiram
Kalalo : Amat Berani
Kairupan : Kekuatan
Kusen : Penutup
Kaliei : Mempesona
Kalumata : Pedang Perang
Kalangi : Dari Langit
Kamagi : Bunga Hias
Kaloh : Sahabat Setia
Kandou : Bintang pagi
Kalontah : Perisai Kayu
Kamu : Pegang Teguh
Kambong : Obor
Kaligis : Sama Keluarga
Kalesaran : Pusat Segala Usaha
Kapantouw : Pembuat
Kapoh : Pemuja
Kaparang : Pandai Mengukir
Kapoyos : Dukun Pijat
Kupon : Diharapkan
Kirangen : Dimalui
Kapele : Amat Tegas
Karau : Antara
Karundeng : Pengusut
Karinda : Kawan Serumah
Katopo : Keturunan Opo
Kasenda : Kawan Sehidangan
Kontul : Kerja sendiri
Katuuk : Pemegang Rahasia
Kawatu : Pendirian Teguh
Kountud : Kerja Sendiri
Kawulusan : Benteng
Kawengian : Bintang Sore
Kawuwung : Berkelebihan
Kawung : Tersusun Keatas
Kembuan : Sumber
Keincem : Penyimpan Rahasia
Keles : Bayi
Kesek : Penuh Sesak
Kekung : Pedang Perisai
Kelung : Perisai
Kembau : Kurang Kuat
Kere : Testa
Kilapong : Batu Kuat
Kewas : Tumbuhan Obat
Kindangen : Yang Diberkati
Kembal : Agak Lemah
Kodongan : Mengecil
Kiroiyan : Pengembara
Koyansouw : Pengipas
Koleangan : Pemain
Kawilarang : Diatas Terbuka
Kumontoy : Lurus Hati
Kumendong : Pengumpul Tenaga
Kowombon : Tahan Uji
Kenap : Genapkan
Kerap : Seiring
Koloay : Saudara Laki-laki
Kalempou : Mengunjungi
Korouw : Perkasa
Kalitow : Tertinggi
Kepel : Penakluk
Korua : Membagi dua
Kowu : Penempah
Komaling : Penghormat
Kojongian : Penggeleng Kepala
Kulit : Cukup
Kuhu : Menampakkan
Karwur : Subur
Karamoy : Penunjuk
Karuyan : Dikejauhan
Koly : Suka Kerja
Kowulur : Kegunung
Kalempouw : Kawan baik
Kumolontang : Melompat Keliling
Kowaas : Pengemar barang kuno
Korompis : Hasil Kerja yg Baik
Kamasi : Bentuk Gelang
Kondoi : Lurus Kedudukannya
Korah : Suka Panas Matahari
Kalengkongan : Tepat berjatuhan
Khodong : Kecil Tapi Menentukan
Koraah : Suka Panas Matahari



~ L ~
Lantu : Penentu
Laluyan : Melintasi
Lala : Berjalan
Lampus : Tembus
Lalu : Pendesak
Langelo : Menapis
Lampah : Tak Seimbang
Lantang : Berharga
Lanes : Kurang semangat
Laoh : Manis
Langkai : Dihormati
Lasut : Pemikir Cerdas
Lalamentik : Semut Api
Lempou : Kunjungan
Languyu : Tanpa Tujuan
Limbong : Ingat Budi
Lengkoan : Penghalang
Leong : Main
Limbat : Berganti
Lincewas : Tumbuhan obat
Liogu-liogo : Jernih
Liwe : Air Mata
Longdong : Penjaga
Lolong : Bulan
Lalowang : Berlumba
Lombogia : Paras Jernih
Londah / Londa  : Perahu
Lowai : Bayi Laki-laki
Lontaan : Pembuka Jalan
Ludong : Kepala Negeri
Lumangkun : Penyimpan Rahasia
Lumenta : Terbit
Lumintang : Meninggalkan
Lumowa : Meliwati
Lumoindong : Melindungi
Luntungan : Memiliki Jambul
Loing : Pengawas Lompoliu : Pengajar
Liando : Penimbang
Lumi : Meminggir
Limempouw : Melewati
Lesar : Halaman
Lapian : Teladan
Lempas : Kedudukan
Lengkong : Pendidik
Lengkey : Dimuliakan
Lepar : Tujuan
Litow : Tinggi
Lintang : Bunyi-bunyian
Liu : Bijaksana
Lintong : Pusat Persoalan
Loho : Perindu
Lolombulan : Bulan Purnama
Legi : Menipis
Lomboan : Lemparan Keatas
Lonan : Ramah
Londok : Tinggi
Lontoh : Tinggi Keatas
Lutulung : Penolong
Lumanau : Biasa Berenang
Lumatau : Berpengetahuan
Luminuut : Berpeluh
Lumongdong : Berlindung
Lowing : Mengawasi
Lumunon : Muka bercahaya
Losung : Pendesak
Limpele : Penurut
Lewu : Tersendiri
Lumentut : Bukti
Lumingas : Membersihkan
Lensun : Diharapkan
Lego : Penelan Manis Pahit
Lumingkewas : Tepat dalam segala hal
Lembong : Pembalas Budi
Lelengboto : Perhiasan Rambut Kepala
Langitan : Tinggi
Langi : Tinggi



~ M ~
Maengkom : Penakluk
Mentu : Rasa
Makaliwe : Air mata
Mamoto : Penjelasan
Mamanua : Pembuka Negeri
Mamusung : Penangkal
Mambu : Pemberi Rupa
Manarisip : Membetulkan
Mamentu : Pemberi Rasa
Mandagi : Menghiasi Bunga
Motto : Jelas
Manembu : Dewa Peninjau
Muaya : Berani
Masie : Tumbuhan obat
Mussu : Penjaga Setia
Mandey : Pandai
Manampiring : Membuat Jebakan
Manorek : Mengganggu
Manaroinsong : Sumber Air
Manurip : Menyisip
Mangare : Minta Dibujuk
Maramis : Menggenapi
Magempis : Merendahkan diri
Matindas : Ramping
Mangowal : Pamancung
Mawikere : Teladan
Makaoron : Menggulung musuh.
Manalu : Ditingkatkan
Mamarimbing : Pemberi Kesuburan
Mema : Berbuat
Mamesah : Pembuka Rahasia.
Mendur : Berguntur
Mangundap : Berbahaya
Mowilos : Yang Menang
Magindaan : Tahan Uji
Momongan : Pemilik
Manimporok : Kepuncak
Mondigir : Meratakan
Masinambou : Tujuan Pasti
Mongkau : Mencari Emas
Mamuaya : Pemberi Keberanian
Moniung : Menangis kecil
Mamengko : Pemberi Teka Teki
Mononutu : Pekerja tekun
Mewengkang : Pembuka Jalan
Montung : Pengangkat
Mincelungan : Main Perisai
Montong : Pembawah
Mokoagouw : Berani Seperti Anoa
Mumek : Penyelidik
Mondou : Berangkat pagi
Mundung : Bernaung
Mongilala : Pengusir Musuh
Muntu : Gunung
Moningka : Penambah tenaga
Mongula : Pemohon berkat
Mingkid : Pemberi acuan/konsep
Monginsidi : Saksi dan bukti
Manopo : Bersama Datuk ( Opo)
Manangka : Menangkap
Mantiri : Pembuat Benda Halus
Makatuuk : Hidup sentosa
Masengi : Nama tumbuhan obat
Makal : Penutup lobang
Makiolol : Selalu ikut
Mudeng : Berdengung jauh
Mamahit : Dukun obat pahit
Makarawis : Puncak gunung
Mangkey : Angkat Mamantouw : Penubuat
Makangares : Mengharapkan
Muntuan : Kegunung
Maweru : Pembaharu
Musak : Didesak
Makawulur : Dihormati
Makarawung : Tinggi Usaha
Malingkas : Tetap berada
Mawa : Pembawa Damai
Mesak : Pendesak
Mamba : Ditetapkan
Maengkong : Mendidik
Manua : Negeri
Mantouw : Nubuat
Mamangkey : Pengangkat
Makawalang : Orang kaya
Mait : Obat pahit
Manangkod : Menahan musuh
Maindoka : Kecukupan
Mekel : Lindungi
Makadada : Memuaskan
Mandang : Melambung tinggi
Mokodongan : Menelan
Mongkol : Mematung
Momuat : Pengurus jamuan
Muntu untu : Gunung bersusun
Mumu : Simpanan cukup
Mukuan : Mempunyai buku
Mambo : Penetapan
Mondong : Menyembunyikan
Maengkong : Mendidik
Montolalu : Pembagi tugas
Mononimbar : Suka memberi
Moniaga : Kebesaran
Mongkaren : Membongkar
Moninca : Pembuah ramai
Mongi : Kuat kekar
Mondoringin : Meratakan jalan
Maukar : Menjaga
Momor : Persatuan yg baik
Masing : Bergaram
Mokolensang : Berdiam diri
Mokalu : Bersaudara
Minder : Menderu
Mince : Main
Mentang : Pemutus
Mengko : Teka teki
Mende : Pemalu
Marentek : Tukang besi
Manayang : Pergi jauh
Mawei : Pembimbing
Masoko : Pokok
Maringka : Berkekuatan
Mantik : Meneliti/menulis
Mapaliey : Menakuti musuh
Mawuntu : Kedudukan tinggi
Mogot : Penebus
Mamuntu : Mencapai puncak
Mambu : Ketetapan
Mokorimban : Pemberani
Mewoh : Lemah lembut
Manapa : Pertanyaan
Mailoor : Disenangi
Mawicere : Teladan
Makisanti : Dengan Pedang
Manus : Taruhan
Manese : Bertindak dahulu
Mainsouw : Bersaudara sembilan
Mailangkay : Yang ditinggikan
Makalew : Melindungi/Menutup



~ N ~
Nender : Gerakan
Ngion : Diperelok
Nangon : Diangkat
Ngayouw : Dimajukan
Nayoan : Diberi berkat
Nangka : Dingkat
Nangoy : Dipikul
Naray : Jimat
Nelwan : Tempat terbang
Ngala : Dirintangi
Ngangi : Dihati
gantung : Ditimbulkan



~ O ~
Opit : Jepitan
Otay : Bertawakal
Onsu : Jimat
Ogot : Hakimi
Oleng : Pikulan
Oley : Teladan
Ombu : Cetakan rupa
Ogotan : Kena dendam
Ogi : Goyang
Oroh : Perselisihan
Ondang : Pedang
Ompi : Tertutup
Ombeng : Kelebihan



~ P ~
Pantouw : Penolong Bijaksana
Pinaria : Hubungan erat
Pongilatan : Berkilat
Palar : Tapak tangan
Pioh : Cucu
Parengkuan : Kepala Jimat
Palandeng : Penambah
Pitong : Memunggut
Paat : Pengangkat
Pauner : Tengah
Palit : Bekas luka
• Palilingan • : Nasehat baik
Palangiten : Sinar matahari
Poli : Tempat suci
Pangau : Jauh kedalam
Poluakan : Air berkumpul
Pandoy : Pandai
Pomantouw : Penubuat
Piai : Biasa
Ponamon : Pengasih
Pele : Jimat
Poluan : Tempat air
Pelengkahu : Emas tulen
Polii : Pelita
Pepah : Lemah lembut
Pola : Pengajak
Pesik : Pancaran bara
Pangemanan : Dipercaya
Pakasi : Pemberian
Pendang : Pengajar
PIRI : Semua satu
Pratasik : Penyerang
Pinantik : Ditulis
Pitoy : Diikuti
Pinangkaan : Tempat yg tinggi
Pandong : Tenaga kuat
Panda : Pintar
Pandi : Penghancur
Palandi : Penghancur musuh
Payouw : Penunjuk
Palenteng : Peniup
Palenewen : Dibenamkan
Pondaag : Pendamai
Pongayouw : Penghulu perang
Purukan : Punya kedudukan
Pontoh : Pendek
Putong : Penyelidik
Pontororing : Bercahaya
Ponosingon : Terbang
Posumah : Pembagi
Pungus : Pengawas
Pua : Buah
Politon : Gembira selalu
Paruntu : Tempat ketinggian
Panambunan : Timbunan besar
Pangalila : Berlebihan
Pasla : Tepat tujuan
Pinontoan : Menunggu
Pandelaki : Pemegang bibit
Pai : Besar
Pesot : Cekatan
Podung : Dijunjung
Payouw : Yang diberikan
Pongoh : Berisi Padat
Pontoan : Menunggu
Porong : Tudung Kepala
Potu : Tekun
Punuh : Orang terdahulu
Pangkey : Diangkat
Pusung : Penangkal serangan
Parera : Yang dicari
Pontonuwu : Tegas
Porayouw : Perenang
Paseki : Pengikat
Pandey : Pintar
Ponggawa : Pemberani
Pangila : Berlebihan
Pangkerego : Suara Nyaring
Paila : Cukup besar
Porawouw : Penunjukkan
Pioh : Pantas
Polimpong : Didewakan
Pandean : Amat pandai
Paputungan : Tempat membawah api



~ R ~
Rantung : Terapung
Rares : Sehat
Ratag : Terlepas
Ratulangi : Jimat dari langit
Ratuwalangouw : Batu berantai
Rawis : Puncak
Ratuwandang : Batu merah
Rembet : Berpegang teguh
Rengkuan : Ditunduki
Rei : Bebas Celaka
Rembang : Burung rawa
Rimper : Potong rata
Rindo Rindo : Suara gemuruh
Rolos : Kepala
Rampengan : Berkelebihan
Rasu : Penyimpan
Rosok : Tepat
Rooro : Penggerak
Rombot : Dilebihi
Rumincap : Berhati baik
Rompas : Penyimpan Rahasia
Rondonuwu : Bicara lurus
Rori : Dihormati
Rorintulus : Cahaya
Rempas : Memasak
Ratumbanua : Kepala wanua
Roringterok : Pancaran cahaya
Ranti : Pedang
Rogahang : Berkeringat
Raranta : Naik tangga
Rarun : Sudah tua
Ratu : Batu jimat
Ratumbuisang : Batu berbintik
Rau : Jauh
Ratuwalangon : Batupanjang
Rawung : Mudah tinggi
Rengkung : Dihormati
Rengku : Tundukan
Regar : Bebas
Repi : Pemikir
Rindengan : Bergerigi
Rampen : Kelebihan
Rarumangkey : Diangkat penggerak
Retor : Penghalang
Rumangkang : Penjaga negeri
Robot : Lebih
Rincap : Baik hati
Rogi : Banyak bicara
Rompis : Pekerja baik/tekun
Roti : Cantik
Rondo : Lurus
Rolangon : Berantai
Roring : Kemuliaan
Rempas : Memasak
Roringpandey : Sempurna
Rumengan : Sejaman
Ruata : Dewata/yg diatas
Rumpesak : Kedudukan
Raintung : Daun bergerigi
Rumokoy : Membangunkan
Runturambi : Kehormatan
Rumopa : Pengukur tanah
Rambitan : Tambahan bunyi
Runtunuwu : Berkata sopan
Ransun : Bawang
Runtugirot : Pemutus
Rumagit : Menyambar
Runtuwene : Ucapan syukur
Rumayar : Mengibarkan
Runtulalo : Keberanian
Rumampen : Jadi Satu
Rurugala : Pantai putih
Rumbay : Tidak perduli
Ruaw : Bulan purnama
Rungkat/Runkat : Mendapat kedudukan
Rogian : Pecah
Rumangu : Keberanian
Rambi : Bunyi merdu
Rorong : Pembantu kepala
Rampingaley : Kembar bersih
Rewah : Dari bawah
Ruidengan : Bersama
Rauan : Perantara
Rindengan : Sama-sama
Rambing : Bunyi suara merdu
Rumambi : Membunyikan
Rumampuk : Memutuskan
Rumende : Mendekati
Rumenser : Tetesan air
Rumimpunu : Yang dimuka
Rumondor : Meningkat
Runtu : Ditinggi
Runtukahu : Dipermuliakan
Runtuwarouw : Kehormatan
Ruru : Pantai
Rumbayan : Bermahkota
Rumuat : Persembahan
Rangkang : Penjaga
Raringisan : Perimbangan
Rumate : Yang kuasai



~ S ~
Sigarlaki : Kekayaan
Sampel : Punya tujuan
Sagai : Tamu
Sambiran : Limpahan
Sayow : Potongan
Sanger : Mengutarakan
Sayambati : Bernyala-nyala
Sangian : Agak tinggi
Salaki : Kesuburan
Salainti : Pedang panjang
Sampouw : Ampuni
Sarundayang : Pengiring
Sambouw : Bunga Kayu
Sangkai : Satu paras
Sariowan : Pelancong
Simbawa : Banyak kemauan
Sorongan : Bergeser
Sepang : Cabang jalan
Seko : Sentakan
Sengkey : Pengguling
Sembel : Penuh
Sendoh : Terangkat
Senouw : Cepat
Semet : Amat teliti
Senduk : Senang
Saul : Lengah
Sengke : Guling
Seke : Perorangan
Sigar : Kaya
Saroinsong : Pancuran air
Simbar : Terbuang
Sangkaeng : Paras kecil
Sinaulan : Penasehat
Saraun : Sepintas remaja
Sirang : Potongan
Sayar : Buka jemuran
Sambuaga : Bunga kayu cempaka
Santi : Pedang
Sangeroki : Mengutarakan niat baik
Solang : Pedang
Sangari : Penyayang keluarga
Siwy : Siulan
Sampelan : Tujuan akhir
Somba : Pelindung
Sumampouw : Yang mengampuni
Singal : Perintah musuh
Salangka : Sangkur
Sakul : Penyerang
Sahelangi : Gunung tinggi
Saerang : Keberanian
Sinolungan : Memprakarsai
Singkoh : Dibatasi
Sarapung : Perkasa
Sumeke : Tertawa
Siwu : Penghancur musuh
Sembung : Bunga
Sompotan : Meluputkan
Singal : Perintah musuh
Sualang : Karunia
Sumele : Pembatas
Sompi : Penyimpan rahasia
Sambur : Melimpah
Suak : Kepala
Sondakh : Pengawas
Sumayouw : Pengajak
Soputan : Letusan
Sumanti : Mempergunakan
Suatan : Pengharapan
Sumesei : Pengawas
Sumakud : Menewaskan
Sumendap : Menyinari
Sumakul : Menewaskan
Sumolang : Memainkan pedang
Sumarauw : Pendidik
Solang : Pedang
Sumilat : Mengangkat
Sumual : Memiliki kelebihan
Sumlang : Main pedang
Supit : Menjepit musuh
Sumuan : Mengesahkan
Suwu : Serbu
Suot : Puas
Salendu : Banyak idenya
Surentu : Banyak bicara
Sumaiku : Panjang idenya
Sunda : Tidak menetap
Sumakud : Pengikat
Sumangkud : Terikat
Salangka : Benda persembahan
Samola : Membesar
Sumarandak : Gemerincing
Sambul : Berlimpah
Sungkudon : Buah persembahan

~ T ~
Tilaar : Kerinduan
Tikonuwu : Pandai bicara
Tangkulung : Perisai pelindung
Tampa : Bunga
Taulu : Dijunjung
Tooi : Pengikut
Tawas : Penawar mujarab
Tembouw : Teman
Tendean : Tempat berpijak
Tombokan : Berkelebihan
Tewu : Berani
Torar : Biasa matahari
Tirayoh : Senang dihormati
Tumbelaka : Diberkati
Tidayoh : Senang dihormati
Tumbol : Penopang
Tiendas : Berkurang
Teterego : Panjang
Tampanguma : Bunga mekar
Timbuleng : Pemikul
Tintingon : Melambung
Torek : Berkekurangan
Tompunu : Membuyarkan musuh
Tuyu : Penunjuk
Tular : Penasehat
Tulung : Pandai menolong
Tumatar : Kebiasaan
Tumnegkol : Penahan
Tumilaar : Yang dirindukan
Tuwaidan : Lengkap
Turang : Menopang
Tumurang : Pemberi bibit
Tumangken : Merombak
Tumiwang : Mengingat
Tumilesar : Telentang
Tinangon : Terangkat
Tumuyu : Yang dituju
Tulusan : Menengahi
Tandayu : Senang diangkat
Tambingon : Keliling
Tuera : Perintah
Tuyuwale : Menuju rumah
Tumober : Hadiah
Tunas : Asli
Turangan : Berkelebihan
Tumundo : Pembawa terang
Tumewu : Melenyapkan
Tumbuan : Kaya
Tumanduk : Pelindung
Tulus : Penengah
Tulandi : Pemecah batu
Tuege : Tumpukan
Tongkeles : Percepat
Tololiu : Penghambat
Timpal : Persekutuan
Tampanatu : Bunga api
Tumiwa : Ingatan
Tumbel : Berkat
Tumboinbela : Pegang pasukan
Tompodung : Dijunjung
Tombeng : Secepat angin
Tumimomor : Tempat yg baik
Tumembouw : Berteman
Tumonggor : Disiapkan
Tiwow : Berniat
Toalu : Didepan
Tiwa : Menaiki puncak
Tikoalu : Penakluk
Tindangen : Pemalu
Tengker : Bergemuruh
Tenda : Lemah lembut
Tanos : Teratur
Taroreh : Diangkat
Tangkudung : Perisai pelindung


~ U ~
Umbas : Kuat bersih
Umboh : Penolak bahaya
Undap : Cahaya sinar
Unsulangi : Diatas
Ukus : Kurang gemuk
Untu : Gunung
Ulaan : Ditakuti
Uguy : Pembawa rejeki
Umpel : Menyenangkan


~ W ~
Walian : Dukun
Waha : Bara api
Wariki : Pendidik
Walean : Kompleks rumah
Wagei : Tertarik
Wagiu : Cantik rupawan
Wantasen : Yang menjadi patokan
Wanei : Prajurit
Waani : Pahlawan
Wayong : Menang perang
Wala : Cahaya
Walangitan : Cahaya kilat
Walangare : Cahaya Keluarga
Wantah : Patokan
Warouw : Menghalau
Watak : Berani
Watulingas : Cukup Pandai
Woimbon : Bercahaya
Walelang : Rumah tinggi
Watuna : Bijih Berisi
Wangko : Besar
Warbung : Perlindungan
Walukow : Memabukkan
Welong : Kurang daya
Wenas : Penyembuh
Wawointama : Cita cita tinggi
Wenur : Persembahan
Waluyan : Lewat
Wilar : Pembuka
Wungow : Bicara seenaknya
Winokan : Mencoba
Wuntu : Gunung
Wakari : Teman serumah
Wurarah : Marah
Watupongoh : Teguh
Wola : Cahaya
Waturandang : Batuh merah
Wungkana : Gelang jimat
Wawolumaya : Diatas puncak
Wetik : Berperasaan
Wawolangi : Diketinggian
Wulur : Puncak
Wahon : Moga-moga
Wooy : Hujan rahmat
Wondal : Jimat
Walanda : Cahaya berlalu
Wonte : Kuat teguh
Wuwung : Kelebihan
Worang : Kuat ikatan
Wuisang : Mengusir
Wotulo : Pembersih
Wuisan : Pengusir
Wowor : Obat kesohor
Wowiling : Pendorong
Wangania : Buat sekarang
Worotikan : Pancaran api
Wurangian : Pemarah
Wauran : Cabut pilihan
Wuwungan : Diatas atap rumah
Wongkar : Membangun
Wonok : Peruntuk
Wokas : Penyelidik
Weku : Penasehat
Watung : Timbul terus
Waworuntu : Diatas gunung
Wawoh : Ketinggian
Watuseke : Berani
Winerungan : Menghiasi
Weol : Penasehat
Welong : Pemikul
Warugigir : Batulicin
Wangke : Orang kuat
Walintukan : Taufan
Walewangko : Rumah besar
Waleleng : Rumah tersendiri
Watti : Nubuat
Warokka : Penghalau
Wantania : Patokan tetap
Walangsendouw : Cahaya lewat
Walalangi : Cahaya dari langit
Walandouw : Cahaya siang



I Yayat U Santi!  dan sambutan sorakan Uhuuy!  atau Tentu itu!  bermakna : Marilah kita bersama menghadapi tantangan maut itu dan menanggulanginya demi kehidupan kita dan anak-cucu-cece kita.
DR. SAM RATULANG MENGATAKAN: SI TOU TIMOU TUMOU TOU (MANUSIA HIDUP UNTUK MEMANUSIAKAN ORANG LAIN)...Jadi marilah kita sebagai orang minahasa maesa-esaan waya.....